Kamis, 05 November 2015

BECOME A VAMPIRE "EMPAT KANTONG DARAH"


Ms. Giok
Setelah sembilan tahun gue berhasil memperkuat imun dan tiga tahun bertahan dengan ketidakstabilan hormon, akhirnya gue sampai pada titik jenuh. I WAS HOSPITALIZED! Sebenarnya agak malu dan malas untuk diceritakan, tapi setelah dipikir ini juga bisa jadi info buat perempuan di luar sana. 

September lalu, gue sempat hadir di seminar tentang reproduksi wanita yang ditaja Forum Perempuan UR. Gue bukan tipe orang yang merelakan waktu tidur gue dihari Minggu terganggu, tapi entah kenapa menurut gue ini penting.

Setelah dari seminar itu, ga lama kemudian gue menstruasi normal seperti biasa. Nah yang mencurigakan, empat hari setelah periode berakhir gue menstruasi lagi dengan volume darah yang keluar lebih banyak. "Ah sial, gini lagi", cuma ini yang terlintas dipikiran gue. Hal ini wajar karena gue udah ngalamin sejak kelas sebelas. 

Sebelumnya setiap volume darah yang keluar saat menstruasi udah mulai berlebihan, gue bakal biarin seminggu dulu dan kalo masih mens juga, gue langsung ke dokter kandungan. Sebelumnya gue udah ke dokter kandungan tiga kali buat USG rahim gue dan konsultasi. "Hormon kamu ga stabil", kata dokter kandungan langganan gue. That was enough for me knowing that I didn't pregnant or something wrong with my womb and let my Mom asked many questions to the doctor.
Tapi kali ini beda. Periode mens gue hampir SEBULAN which is darah yang keluar over capacity(?) Yang mengherankan, hal ini disusul dengan gue yang kaya mayat hidup pucat banget, cepat capek (padahal gue cuma jalan dari kamar mandi ke kasur), kepala gue pusing banget setiap bergerak dikit. Ini bikin gue absen di beberapa makul. Gue ga bisa bangun dari tempat tidur. Rasanya ini yang paling parah dan Ibu ga ada di samping gue. I THOUGHT I WOULD DIE!

Malamnya setelah pagi itu gue pitam di makul MATEK 1, gue periksa ke dokter kandungan terdekat. Ngantri diantara ibu-ibu hamil dan dilihatin seolah-olah gue mau check kehamilan. Sh*t! "Hiperplasia", kata si dokter dan ngejelasin lagi tentang hormon gue yang ga stabil, folikel yang cepat membelah, penebalan dinding rahim dan gue dikasi obat buat ngatur hormon. Alhamdulillah gue baik-baik aja dan harus balik check lagi ketika periode mens selanjutnya datang.

Adeknya Edward Cullen, I drank blood
Beberapa hari setelah itu, darah gue akhirnya berhenti tapi sakit kepala dan pucat gue malah makin parah. Gue ga tahan jalan lebih dari sepuluh langkah, kepala gue sakit banget. Malamnya setelah gue merasa baikan, gue minta ditemenin Apri buat ke apotik beli obat penambah darah dan kue ulang tahun Ayu. Alhasil, gue yang dibonceng Apri pingsan di jalan dan muntah. I THOUGHT I WOULD DIE! (2)

Teman-teman di kos panik dan nelpon mas Ridho (sepupu gue). Mas Ridho datang dan bawa gue ke rumah sakit Sansani.  Malam itu juga gue masuk IGD dan harus rawat inap.

Pas Ido gandeng gue masuk ke IGD "astaghfirullah pucatnya", kata perawat dan dokter yang bertugas malam itu. "Astaghfirullah dokternya cakep" itu pikir  gue. Gue langsung baring di atas kasur sambil pegangin kepala yang rasanya mau pecah. PARNO! GUE PHOBIA DARAH DAN JARUM SUNTIK! Gue tau bakal di infus dan gue frustasi. Empat kali jarum mendarat di tangan gue. Pembuluh darah pecah, pergelangan tangan gue bengkak. BANGKE!

"Kamu pendarahan? Gimana mensnya?" tanya dokter cakep. Kayanya mas Ido udah cerita deh ke dokter tentang keluhan gue. "Udah mau jalan sebulan dok. Darahnya udah berhenti,tapi masih pusing" jawab gue sambil nahan sakit di kepala dan tangan bekas suntikan. "Hb kamu 4. Rendah sekali. Normalnya kita punya 12", kata si dokter cakep. Jantung gue hampir copot dengarnya. Gue diam aja dan dokternya keluar. Ido masuk ke bilik gue dan bilang, "Dokternya udah bilang kan? Untung cepat dek, kalo enggak kau mungkin meninggal". Sekarang jantung gue beneran pengen copot.

"Transfusi darah. Empat kantong. Aku udah nelpon Ibu Papa. Mereka mungkin sampai sini jam dua pagi", kata Ido lagi. Dilihat dari wajahnya dia ga lagi bercanda. "Ibu papa pasti panik", pikir gue. I THOUGHT I WOULD DIE! (3)

Akhirnya gue dipindahin ke ruang inap ditemenin Apri Ayu yang nyusul ke RS, sedangkan Al jagain kamar kos(?) Dan Ido ngurus administrasi (gue rasa dia takut ngeliat gue diinfus -_-) Sekitar jam setengah 12 gue yang sendirian di kamar karena Apri Ayu pulang dibawa buat USG ketemu sama dokter kandungan. 

"Hmmm anatomi rahim kamu agak aneh ya. Ini agak bengkok", kata dokter. GILA GUE GILA. Dan malam itu si dokter jelasin panjang lebar tentang keadaan rahim gue, kenapa gue bisa begini, dan satu pertanyaan yang ga bakal pernah lupa, "Saya masih bisa punya anakkan dok?" dan dokter itu menjawab, "Insyaallah masih bisa". Disitu senyum gue merekah lagi. Legaaaa banget. Setidaknya gue masih punya kesempatan buat punya anak kembar, Alhamdulillah.

I was a walking dead!
Malamnya gue masih sendiri, Ido ga nemenin gue soalnya dia lapar(?) Ibu papa nyampe setelah sekantong darah sudah mengalir di pembuluh darah gue. Entah darah siapa. Ibu seperti biasa, panik banget. Sedangkan papa memilih buat baru bicara berdua aja sama gue setelah ibu keluar kamar. 

"Papa rutin donor darah buat PMI. Tapi papa sedih ga bisa donorin darah papa buat anak papa sendiri. Ini ga tau empat kantong darah siapa", kata papa. Gue sempat melirik mata papa yang berkaca-kaca malam itu. Hening. Ini kedua kalinya papa gue nangis depan gue ketika dia dengar, "Anak bapak hampir meninggal". Gue cuma diam dan pura-pura tidur lagi. HATI GUE HANCUR, INI TERLALU MENYAYAT!

Setelah sekantong darah masuk ke tubuh, gue yang dulu kayak mayat hidup sekarang udah mulai merah lagi. Gue juga senang banget pas teman-teman SMP gue jenguk dan anak satu kelas juga datang. TKA14 KALIAN LUAR BIASA! Rasanya gue udah sehat dan pengen pulang. Dua hari gue dirawat dan gue boleh pulang. 

Rasanya gue udah makin akrab sama Sp.OG dan buat semua perempuan jangan malu apalagi malas buat sekedar cek rahim kamu. Itu bagus buat tau kita baik-baik aja atau engga. Jaga kesehatan dan kebersihan diri, apalagi kesehatan dan kebersihan miss V. Mari sama-sama menjadi pencetak generasi masa depan yang berkualitas (?)  #Okesipabaikanguegila

---

PS. Buat pendonor darah, terima kasih. Sekarang sepertinya kelakuan saya semakin tidak karuan (?) (kata Ulfa), terima kasih sudah menyelamatkan saya. Ternyata benar, satu tetes darah anda sangat berharga bagi orang lain.

1 komentar:

Yap, terimakasih telah berkunjung. Jangan lupa comment ya, make sure you give a sign, so I can visit you back xoxo