Kamis, 02 Oktober 2014

SURAT CINTA


 Jadi, ceritanya sabtu kemarin gue lagi dilanda cinta banyak tugas yang malas banget buat ditunda. Maklum, rasa jomblo semakin terasa semenjak kuliah. Malam Minggu gue habiskan berjibaku dengan tumpukan kertas, sekumpulan angka, dan garis-garis.

 Hal berbeda justru terjadi dengan teman sekamar gue, Al (jika yang ada dibayangan lo adalah Al Ghazali, sumpah itu bukan dia, walaupun gue ngarepnya begitu). Semenjak gue pulang dari kampus sampe gue udah mau tidur dia malah stress mikirin surat cinta buat event gathering FISIP besok.


Gue pengen banget bantu merangkai kata, tapi Al menolak karena dia tau gue alay. Gue sempat menyarankan untuk membayangkan wajah "senior" yang bakal dituju, eh dianya malah tambah stress. Gue khawatir Al abnormal gugup karena ga biasa nulis yang begituan.

Disatu sisi gue kepikiran buat nulis surat cinta untuk seseorang yang akhir-akhir ini mengusik pikiran gue. Gue lelah dengan turunan differensial trigonometri yang jalan ceritanya panjang banget dan terus punya alasan buat diturunkan, serta garis-garis yang harus disatukan. Sedangkan gue disini masih sendiri belum nemu seseorang buat bersatu *miris

Dan gue fix nulis surat cinta pertama di malam Minggu yang sepi diantara keramaian...


Kepada yang mengalihkan duniaku,

Salam hangat dari hati yang tak bertuan (AHZEH)
Halo untuk seseorang yang bersemayam di labor sana. Diantara tabung reaksi, diantara penemu yang jenuh, diantara zat-zat yang tak tersentuh, dan diantara waktu yang membunuh. 

Perkenalkan, aku adalah sebuah koloid hina tak terlihat yang mengitarimu. Menunggumu untuk menyadari bahwa aku nyata bahwa aku memperhatikan dalam diam. Aku hanya zat padat yang terdispersi dalam medium gas, yang melayang, terabaikan.

Lalu kuperkenakan diri sebagai yang lain, yang fleksibel, agar aku terlihat, agar aku semakin nyata. 

Aku adalah agitator, yang kau gunakan untuk mencampurkan zat yang berbeda menjadi sebuah campuran yang homogen. Dan disaat yang sama aku masih berharap kita akan menjadi larutan sejati. Tapi sayang, aku masih jarang kau gunakan.

Kini aku memantaskan diriku dan beralih menjadi kulit ketapang, yang kuyakini akan terus menjadi pusat perhatianmu, pusat penelitianmu. Tapi, aku tau setelah semua ini berakhir, aku hanya akan menjadi seonggok sampah hasil penelitian. Maka aku mundur.

Aku masih ingat pertama melihatmu. Berjalan di lorong sepi, mencari sesuatu. Dan aku terdiam, waktu berhenti berputar, kutemukan dia yang hilang, kutemukan dia yang telah lama pergi. Dan cahaya mulai masuk mengisi ruang hati yang terlalu lama terkunci, yang terlalu lama pengap, terlalu lama ditinggalkan. Kau membawa harapan yang mengguncangkan hati yang terlalu lama diam, statis.

Selamat datang dalam sebuah penantian yang berujung pada pertemuan. Kuharap. Selamat datang dalam hati yang tak bertuan. Yang sepi karena lelah mencari, yang berdebu karena lelah menunggu. Selamat datang.

Selamat datang dalam pigura kasih, biar kubingkai senyum itu, biar ku awetkan wajah yang indah itu agar bisa ku apresiasi setiap detik. Selamat datang dalam ruang gelap, selamat menjadi penerang jalan yang menyemangatiku setiap hari. 

Selamat datang dalam kemalasan jiwa yang perlahan berubah membaik, bair kuperlihatkan aku pantas menjadi seseorang yang seimbang dengan kecerdasanmu. Yang pantas mendampingi sosok hebat sepertimu. 

Mungkin suatu hari nanti aku tak ingin seperti diffrensial yang terus diturunkan, tapi kuingin seperti integral yang terus naik dan naik sampai kita letih dan beristirahat.

Atau mungkin, aku harus terus bermain di labormu membiarkan diriku hanyut dalam reaksi kimia, reaksi cinta, sampai kutemukan katalis untuk kita.

Tapi, kini ku kembali dalam sosok mikro yang kasat mata karena ku tau kini waktu memang membunuh. Aku tak berharap lebih, hanya ucapan terima kasih. Tapi, paling tidak biarkan aku menjadi oksigen yang kau hirup, yang sesaat terabaikan, tapi terus kau butuhkan. Mengalir dalam darah dan sampai ke otakmu, biar bisa terus kuseimbangkan dirimu dalam diamku.

dari yang mengagumimu.

Sayangnya, surat cinta kaya begini cuma exist dalam pikiran gue doang tanpa pernah berharap buat bisa diserahkan langsung ke orangnya. Dan surat cinta kali ini masih gue gantung kaya jemuran, berharap suatu saat nanti bakal ada yang angkat dan simpan baik-baik.

Mengagumimu dari jauh~

2 komentar:

  1. Gioookk aku tau itu siapa .. hahaha


    Si little dari kelas b

    BalasHapus
    Balasan
    1. siapa hayooo? -___-
      ciailaaaah si little dari kelas b haha kamu big kok di mata aku beb :3

      Hapus

Yap, terimakasih telah berkunjung. Jangan lupa comment ya, make sure you give a sign, so I can visit you back xoxo