Selasa, 05 Mei 2015

When You Love Someone But He/She Goes Away...

Judulnya kepanjangan, Sis... Sengaja, efek lelah sama laporan *curcol*

"Sis, ga ngeblog lagi?" Gue lelah dengan pertanyaan ini. Masih kok, cuma jarang ada waktu plus gue sering kena writer block. Akhir-akhir ini gue lebih akrab sama laporan kimor, sampe blog jadi ga terurus.

Yap, sekarang gue balik lagi dengan sebuah cerpen yang udah lama banget gue tulis. Masih layak baca atau tidak, terserah gimana lo nanggepinnya aja. Enjoy....

***


Seseorang pernah mengajarkan padaku untuk mencintai dengan sederhana. Sesederhana doa yang terajut setiap malam. Seorang lain pernah mengajarkanku untuk mencintai dalam diam. Karena tak selamanya cinta harus diungkapkan. Sedangkan yang lain pernah mengajarkanku untuk mencintai satu orang saja. Karena mencintai beberapa orang dalam waktu yang sama sangat tidak adil. Lalu aku ingin tahu bagaimana caramu mengajarkanku untuk mencintai seseorang.

Tak sulit membaca namamu di salah satu karangan bunga yang terjejer rapi di halaman kampus. “Selamat atas wisudanya dari kami yang tak kunjung wisuda”. Kalimat itu tertata rapi di sana menggelitikku untuk tertawa. Lucu ya, bagaimana kalian dulu pertama kali menginjakkan kaki bersama-sama di gedung ini sembari berikrar untuk lulus bersama, sedangkan kenyataan menyeret kalian perlahan. Tak selamanya yang kita mulai bersama harus kita akhiri bersama juga.

Bangku silver di pojok koridor ini menjadi tampatku berdiam diri. Beberapa mahasiswa terlihat tak acuh dengan apa yang sedang terjadi. Mereka sibuk dengan urusan sendiri. Tapi tidak untukku, ini menyangkut urusan hati. Aku tak bisa terus berdiam diri seolah-olah tak peduli. Maka di sinilah aku, masih duduk di bangku silver mencari-cari pujaan hati yang mungkin sedang asik sendiri.

Aku ingat lima bulan yang lalu saat kamu belum menjadi urusan hati. Aku ingat saat itu aku tak sendiri. Aku duduk bersama mahasiswa baru yang lain sembari berkenalan dengan senior yang sedang duduk di “bangku setan” sampai kamu keluar dari salah satu laboratorium dan mengalihkan duniaku.

Aku ingat saat itu kamu mengenakan kaos hitam dan jeans dongker, menoleh kearah kami kemudian berjalan menjauh menuju sisi koridor yang lain. Di saat yang sama duniaku berhenti, entah kenapa. Mulanya aku bukan seseorang yang percaya akan cinta pada pandangan pertama. Delapan detik kesan pertama dan kamu mengubah segalanya.

Aku ingat saat himpunan mengumpulkan kami seangkatan untuk berkenalan dengan mahasiswa angkatanmu. Ini momen yang kutunggu-tunggu. Semua rasa penasaranku tentang kamu semenjak hari itu menghujaniku dengan pertanyaan tentang dirimu. Aku ingat kamu berdiri di depan dengan gagahnya memperkenalkan diri, "Nama abang Alkana, yang mau kenalan langsung ke labor aja, ya". Tak banyak bicara, tapi aku masih ingat semuanya.

Aku juga ingat pertama kali mengunjungi labormu sambil membawa buku merah. Buku yang berisi biodata senior. Aku datang untuk berkenalan denganmu bersama mahasiswa baru yang lain. Aku masih ingat kamu mengenakan kaos putih dan duduk sambil makan gorengan. Aku dan temanku memberanikan diri untuk mengahampirimu. Kamu terlihat tidak terlalu antusias. Kami mulai memperkenalkan diri kami dan kamu masih asik makan gorengan. Ternyata gorengan lebih menarik daripada kami, ya?

Ingatkah kamu tentang acara “meet and greet”? Ingatkah pada saat kunjungan labor itu kali pertama kamu berbicara dan bertanya segala macam tentang pengetahuanku mengenai titrasi dan bio oil sembari benar-benar lekat memadang mataku? Ingatkah ketika itu kamu mencoba tak acuh namun kembali menoleh ke arahku? Lagi dan lagi.

Aku masih memegang bingkisan ini. Mahakarya yang aku bungkus rapi untuk pujaan hati. Berisi surat cinta yang terlalu lama ku gantung sendiri serta sebuah bingkai berisi cross stich dirimu mengenakan toga, hasil karyaku yang disetiap silangnya kusisipkan cinta, kusisipkan doa. Mungkin sekarang saat yang tepat untukku memberikan surat ini. Aku yakin kamu tidak asing dengan surat ini. Entah kenapa hati kecilku berkata kamu telah membacanya di sudut kota yang lain, jauh dari pandanganku. 
 
Aku mutuskan untuk tidak menggantung surat ini lagi. Aku membiarkan kamu mengetahui bahwa akulah yang slelalu menuliskan cinta untukmu. Yang memujamu melalui kata-kata di blogku. Membiarkan pembaca terhanyut dan bertanya tentang sosok yang aku puja itu; kamu.

Aku masih penasaran apa yang membuatmu berubah. Semenjak surat ini kutulis, aku melihatmu lebih hangat. Aku merasa ada yang berbeda. Aku melihatmu memperhatikanku. Aku melihatmu menatapku. Aku melihatmu sesekali mencuri pandang ke arahku. Aku menyadari semua yang berubah padamu. Semuanya.

Mulanya aku berfikir ini adalah awal yang baik bagiku untuk mulai jatuh cinta lagi. Mulai memperbaiki rasa percaya diri lagi. Mulai membangun kepercayaan untuk berhubungan lagi. Semenjak mengenalmu aku memang banyak berubah.

Hei, aku melihatmu sekarang. Terlihat lebih tampan dengan setelan hitam putih dan terlihat lebih hebat dengan toga itu. Bahagia. Aku pernah melihatmu bahagia sebelumnya. Aku pernah melihatmu bahagia karena seminar proposalmu berhasil, penelitianmu berjalan dengan baik, seminar hasilmu diterima, dan ujian komprehensifmu luar biasa. Tapi kali ini beda, kamu seribu kali lebih bahagia.

Lelah. Aku tak lagi melihat itu di wajahmu. Semua karena Februari. Februari datang begitu cepat, ya? Bulan yang sama-sama kita tunggu. Bulan dimana aku akan memulai semester dua sedangkan kamu akan wisuda. Tapi initinya sama. Kita sama-sama memulai kehidupan baru di bulan ini. Aku masih sama, memulai kehidupan kuliah seperti biasa sedangkan kamu memulai kehidupan baru sebagai fresh graduate. Selamat.

Oh ya, perkenalkan namaku Alkena. Gadis yang selama ini diam-diam mengapresiasi setiap gerak-gerikmu. Gadis yang memperhatikanmu dari jarak belasan meter. Gadis yang nyaris tahu semua tentangmu. Gadis yang menantimu setiap pagi. Gadis yang selalu menyisipkan namamu dalam doa. Gadis yang tak pernah berani menatap matamu dan mencoba menyapa. Apalah aku? Hanya gadis yang mengagumimu dalam diam.

Bukankah kita semua tahu, jatuh cinta butuh dua orang, jatuh cinta butuh dua tangan dari dua insan yang berbeda agar bersambut, jatuh cinta butuh dua orang yang saling berusaha, jatuh cinta butuh banyak hal yang tak kita lakukan. Maka, apa aku masih bisa membela bahwa aku jatuh cinta?

Semua tentang kita hanya terajut dalam ribuan tatapan, warna baju yang terkadang sama, dan sapaan canggung. Aku ingin bicara, tapi kamu terlalu bahagia bersama mereka, aku bisa apa? Aku ingin memberi ini tapi kamu asik sendiri, aku bisa apa?

Bahkan kurasa percuma kukenakan baju indah ini, yang mulanya untuk membuatmu terkesan. Membuatmu tahu pada akhirnya aku berani mengungkapkan. Hmmm, tidak. "Tunggu apalagi? Tahan, bungkus, bawa pulang" kata-kata itu masih menggema di telinga, semuanya masih tergambar jelas diingatanku. Hari dimana seharusnya aku berani berbicara padamu sembari menatap lekat matamu. Hari yang juga membuatku tahu, bahwa itu bukan aku. Yang kamu mau bukan aku. Dan kata-kata ini, sekali lagi, membuatku berhenti. Aku rasa, jatuh cinta tak perlu sesakit ini.

Kusimpan lagi apa yang seharusnya kuberi. Kutilik lagi apa yang membuatku terbang setinggi ini. Mungkin aku salah asumsi. Mungkin tatapan dan semuanya hanya kebetulan. Mungkin semua pertanda hanya perasaannku saja. Semua ini hanya tentang aku yang terlalu berlebihan. Jatuh cinta tak semungkin ini, kan?

Pada akhirnya aku tahu, caramu mengajariku mencintai seseorang adalah dengan ikhlas dan sabar. Aku paham, tak perlu ku jelaskan alasannya. Ini bukan tentang perbedaan usia, waktu atau apa. Kita hanya tak berani untuk saling memulai dan berbicara. Kisah kasih kita tak sampai pada akhir yang bahagia? Entahlah. Kita berharap semua ini berlalu, tapi Tuhan selalu punya cara untuk mempertemukan kita…. dengan ribuan tatapan saja. Kita bisa apa? 

2 komentar:

  1. heii inikah akhir kisahnya?
    gue harap kagak ye
    akhirnya lo keluarin juga ya apa yang lo pendam gue mau tanya "bangku msetan" mang ada?
    maunya cerita lo ini dinjadikan novel aje

    BalasHapus
    Balasan
    1. salut sama agan sudah membahas batu giok asli. namun saya yakin pasti masih banyak yang belum tahu mengenai khasiat batu giok ataupun manfaat batu giok yang sebenarnya. sama seperti blog agan yang unik menarik dan informatif tentunya berikut ini pembahasan batu giok yang sangat menarik untuk agan baca silakan klik BATU GIOK ASLI atau BATU AKIK GIOK

      Hapus

Yap, terimakasih telah berkunjung. Jangan lupa comment ya, make sure you give a sign, so I can visit you back xoxo